METODE PEMBELAJARAN BAHASA                                       INDONESIA

                                 RESUME
          PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM                               BELAJAR BAHASA

               Dosen Pengampu : M. Bayu                                         Firmansyah,M.Pd.



                              Disusun oleh:
        EKA NUR FAIRUZ          (18188201048)
       Program Studi Pendidikan Bahasa dan                               Sastra Indonesia

                     STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27 – 29 Pasuruan                          Telp. (0343) 421946
Website : www.stkippgri-pasuruan.ac.id
                 Tahun akademi 2018/2019


PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM BELAJAR BAHASA
A. Pengertian Pendekatan Psikologi
Pendekatan psikologi diartikan sebagai asumsi teoritis dan diyakini psikologi tertentu yang saling berhubungan yang menyangkut hakikat belajar dan pengajaran. Pendekatan Aural-Oral dalam belajar bahasa didasarkan pada asumsi bahwa bahasa merupakan lambang bunyi yang bermakna dan alamiah. Struktur bahasa dapat ditemukan dan dideskripsikan secara sistematis.

Ilustrasi yamg harus diuraikan adalah asumsi-asumsi psikologinya. Setiap paham psikologi memiliki keyakinan tertentu mengenai belajar. Setiap keyakinan memiliki konsekuensi yang berbeda-beda terhadap pembelajaran mulai dari perencanaan,pelaksanaan,sampai pada tindak lanjut.

Belajar bahasa adalah proses penguasaan bahasa. Menurut (krashen,1981:40) proses penguasaan bahasa ada 2, meliputi: penguasaan bahasa secara ilmiah (acquisition) maupun secara formal (learning).

B. Pendekatan Behaviorisme
Ivan Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan seekor anjing dan ia pun menyimpulkan pendapatnya. Kesimpulannya yaitu anjing mampu belajar dari kebiasaan. Dengan pengulangan bunyi bel sehingga mengeluarkan air liur, bunyi bel merupakan stimulus respons bersyarat, dan bunyi bel yang semula netral, setelah disertai mediasi berupa bubuk daging lama kelamaan berubah menjadi daya yang mampu membangkitkan respons.

Eksperimen pavlov tersebut kemudian dikembangkan oleh B.F. Skinner (1933) dan hasilnya dipublikasikan dengan judul Behavior of Organism. Eksperimen Skinner tidak lagi menggunakan anjing, melainkan ia menggunakan seekor tikus. Skinner memasukkan tikus kedalam kandang dan didalammya diletakan 2 tuas. Tuas 1 bubuk  gatal dan tuas 2 makanan. Gerakan tak sengaja tikus akan menginjak salah satu tuasnya. Misalkan si tikus menginjak tuas 1 ia akan menumpahkan bedak gatal tersebut begitu pula sebaliknya jika ia menginjak tuas 2 akan menumpahkan makanannya. Berulangkali si tikus akhirnya mampu belajar. Lama kelamaan si tikus tidak lagi menginjak tuas yang akan mengguyurnya dengan bedak gatal. Skinner juga menyimpulkan pendapatnya bahwa pengertian belajar merupakan pembentuk asosiasi angara stimulus dengan respons reflektif. Perlunya pengajaran stimulus yang diberikan pada pembelajar akan menghasilkan respons tertentu.

Para pakar psikologi belajar bahasa penganut paham behaviorisme berpendapat bahwa belajar bahasa berlangsung dalam 5 tahapan yaitu:
a. Trial and error
b. Mengisngat-ingat
c. Menirukan
d. Mengasosiasikan
e. Menganalogi
Dari kelima langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa berbahasa pada dasarnya merupakan proses pembentukan kebiasaan.
C. Pendekatan kognitivisme (pendekatan yang melibatkan sesuatu)
Berdasarkan pandangan kaum behavioris ditentamg keras oleh kaum mentalis yang mendasarkan pamdangam-pandangannya pada psikologi kognitif. Salah satu kaum metalis dikemukakan oleh chomsky (dalam stern,1983) bahwa: gagasan kaum behavioris tentang tjngkah laku bahasa manusia yang dipersamakan dengan tingkah laku binatang tidaklah benar. Pasalnya tingkah laku manusia jauh lebih rumit daripada tingkah laku binatang. Chomsky juga memberikan asumsi jika manusia sejak lahir telah memiliki kemampuan berbahasa yang bersifat bawaan.

Pandangan chomsky mendapat dukungan dari para pakar pembelajaran bahasa tetapi penafsirannya agak berbeda. Scott (1974) maupun dulay dan burt (1977) juga mempertanyakan pandangan kaum behavioris tersebut.

D. Pendekatan Humanisme
Pandangan humanistik yang dikembangkan oleh Carl Rogers (1951) memiliki asumsi sbb:
a. Manusia sebagai makhluk yang utuh sebagai makhluk kognitif dan emosional.
b. Guru adalah orang yang mengetahui segalanya diubah pada gagasan bahwa guru adalah fasilitator yang membentuk hubungan personal dengan pembelajar.
c. Rogers tidak peduli dengan proses kognitif karena jika konteks diciptakan sebagaimana mestinya, pembelajar akan mempelajari sesuatu yang mereka perlukan (Brown,2007).

E. Pandangan konstrukiivisme
Konstruktivisme dianggap sebagai perkembangan lebih lanjut dari pandangan psikologi kognitif piaget maupun vygotsky(sukiman,2008). Namun dalam perkembangan penafsiran kontruktivisme menjadi semakin meluas dalam memberikan pengertian.

F. Implikasinya dalam pembelajaran BI
Pendekatan behaviorisme maupun pendekatan kognitivisme sampai sekarang masih sama berkembang penerapannya dalam proses pembelajaran bahasa. Bloomfeld (1985) mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa yang benar harus berhasil membentuk kebiasaan berbahasa yang secara asosiatif dilakukan secara lisan.
siatif dilakukan secara lisan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELOMPOK 4 : PRAANGGAPAN DAN ENTAILMEN (MAKALAH & PPT)

Psikologi Kritik Sastra Feminis Psikoanalitis

Proses Kreatif Sastra