Analisis wacana dalam pembelajaran bahasa
METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
RESUME
ANALISIS WACANA DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Dosen pengampu : M.Bayu Firmansyah, S.S,M.Pd.
Disusun oleh :
Eka Nur Fairuz (18188201048)
Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan.
Telp. (0343)421946
Website : www.stkippgri-pasuruan.ac.id
Tahun akademi 2018/2019
Analisis wacana dalam pembelajaran bahasa
A. Analisis pemakaian bahasa
Analisis wacana sebagai studi bahasa yang didasarkan pada pendekatan pragmatic berarti mengkaji wacana bahasa dalam pemakaiannya berdasarkan konteks situasinya. Menurut (Samsuri:1986) wacana yaitu suatu konstruksi yang terdiri atas kalimat yang satu diikuti oleh kalimat lain, yang merupakan suatu keutuhan konstruksi dan makna . Wacana tulis biasa disebut teks, namun karena wacana lisan bila akan dianalisis juga harus ditranskip dalam bentuk tulisan, keduanya juga disebut dengan teks.
Analisis wacana pada dasarnya ingin menganalisis dan menginterpretasikan pesan yang dimaksud pembicara atau penuli dengan cara merekonstruksi teks sebagai produk ujaran/tulisan kepada proses ujaran /tulisan sehingga diketahui segala konteks yang mendukung wacana pada saat diujarkan/dituliskan.
Dengan mengkonstruksi teks kita akan dapat mengetahui siapa pembicara, kapan dan dimana berbicara serta dalam situasi semacam apa.
B. Pemahaman teks
Menurut Samsuri ada 7 syarat kewacanaan suatu teks :
Kohesi, cara bagaimana komponen wacana yang berupa konfigurasi konsep dan hubungan menjadi saling releven dan saling mengikat.
Intensionalitas, sikap penghasil wacana agar perangkat kejadian-kejadian membentuk sarana teks yang berdifat kohesif maupun koheren dalam melaksanakan keinginan penghasil.
Akseptabilitas, menunjukan seberapa besar keberterimaan wacana bagi penerima wacana.
Informativitas seberapa besar suatu wacana berkadar informasi bagi penerima wacana.
Situasionalitas, factor yang menyebabkan suatu wacana relevan dengan situasi yang sedang berlangsung.
Keinterwacanaan, berurusan dengan factor yang berurusan dengan factor yang menyebabkan penggunaan wacana yang satu bergantung pada pengetahuan tentang satu wacana.
C. Peranan konteks situasi dalam interpretasi wacana.
Analisis wacana mendeskripsikan apa yang dimaksud oleh pembicara dan pendengar melalui wacana tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini yaitu:
Referensi (reference)
Dalam pandangan lama adalah hubungan antara kata dengan bendanya.
Praanggapan (presuppositon)
Menurut (Brown,1985:29) apa yang dianggap oleh pembiacara menjadi dasar pemahaman bersama (common ground) lawan bicara dalam percakapan.
Implikatur (implicature)
Menurut Trice, 1975 dalam Brown 1985: 31) digunakan dengan maksud apakah pembicara dapat membayangkan, meningkatkan atau mengartikan secara berbeda yang dinyatakan oleh pembicara secara literal.
Interferensi (interference)
Alat untuk mengambil kesimpulan.
Konteks situasi
Segala situasi yang dapat melingkupi suatu ajaran dan dapat menentukan maksud.
Ko-teks
Kalimat yang ada sebelum atau sesudah ujaran untuk membantu interpretasi suatu ujaran.
Interpretasi local
Interpretasi berupa prinsip yang menganjurkan kepada pendengar untuk menyusun konteks yang lebih luas daripada yang diperlukan untuk sampai pada interpretasi yang diinginkan.
D. Topic dan representasi isi wacana
Topic dalam suatu wacana tidak sama dengan topic suatu kalimat.percakapan orang tentang sesuatu bisa saja tentang topic yang sama, misalnya :
A: sudah lama tidak hujan,sekarang sudah mulai hujan.
B: iya, rupanya sudah mulai musim hujan lagi ya?
C: mungkin, baru hujan sekali saja udaranya kelihatan bersih dan terasa segar.
Apabila topic pembicaraan pada ,masalah yang sama,pembicaraan ini disebut topicality.
E. Kohesi dan koherensi dalam wacana
Kohesi dapat juga dipakai sebagai alat interpretasi wacana dari segi struktur kalimat. Jika kohesif apabila suatu kalimat memiliki keruntutan hubungan struktur antarkalimat. Kohesi juga terdapat pada satu kalimat atau sepotong ujaran. Hubungan kekohesifan suatu ujaran yang masih berada dalam suatu teks dinamakan endofora.
F. Implikasi AW dalam PBI
Bahasa analisis bukan sebagai produk tetapi sebagai proses komunikasi. Di dalam komunikasi tentunya ada 2 orang yang terlibat. Menurut hymes,1964 disebut partisipan.
Partisipan pertama mengungkapkan pikiran dengan menggunakan bahasa, tetapi bahasa yang sudah dibangun dalam bentuk wacana memakai alat pembangun wacana berupa:
a. Pertalian bentuk (kohesi)
b. Pertalian isi (koherensi)
c. Konteks meliputi (referensi,praanggapan,implikatur,inferensi,konteks,situasi,ko-teks,interpretasi local)
d. Topic
Partisipan kedua akan menangkap ide yang disampaikan partisipan pertama mempergunakan alat interpretasi, yang diambil dari alat pembangun wacana.
Komentar
Posting Komentar