PEMBELAJARAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
RESUME
PEMBELAJARAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Dosen pengampu : M.Bayu Firmansyah, S.S,M.Pd.
Disusun oleh :
Eka Nur Fairuz (18188201048)
Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan.
Telp. (0343)421946
Website : www.stkippgri-pasuruan.ac.id
Tahun akademi 2018/2019
PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
A. LATAR BELAKANG PBK
Istilah komunikatif dalam pengajaran bahasa (PB) muncul pertama kali dalam makalah Willkins (1972) dengan judul Grammatical Situational and National Syllabus yqng disampaikan dalam konferwnsi Linguistik Terapan di Copenhegen. Sejak itu kepopuleran pengajaran bahasa secara komunikatif (PBK) penyebar keseluruh dunia dan mampu menggoyahkan konsep pengajaran bahasa yang dikembangkan oleh kaum struktural.
Munculnya PNKendapatkan sambutan hangat alhi PB karena dipandang bahwa:
a) PBK maampu mengubah cita PB yang selalu berorientasi pada kaidah ketatabahasaan yang dikembangkan kaum struktural yang dianggap telah gagal mengajarkan bahasa sesuai dengan fungsinya.
b) PBK mampu memberikan paradigmashito yang dangat mendasar serta secara radikal memberikan warna batu terhadap proses belajar bahasa.
c) PBK mampu menjawab dua pertanyaan pokok dalam pengajaran bahasa yaotu apakah yang dipelajari, dan bagaimana bahasa harus dipelajari (Das, 1985).
B. KOMPETENSI KOMUNIKATIF
Istilah kompetensi dari Chomsky (1965) duartikaan sebagai pengetahuanpembicara atau pendengar terhadap bahasanya. Dengan kata lain kimpetensi adalah apa yang diketahui oleh sipemakai bahasa. Pendapat terdebut meluas ke berbagai arah dan menimbulkan pro dan kontra.
Hymes menafsirkan bahwa kompetensi sebagai pengetahuan pembicara tentang kaidah kegramatikalan ditambah dengan apa yang ditindakkan oleh pembicara. Pendepat Hymed diperkuat oleh Halliday (1972), yang juga menolak dikotomi kompetensi dan performansinya Chomsky sebab dikotomi tetsebut sedikit sekali gunanya dalam konteks sosial. Pendapat Terral (1977) menyatakan bahwa setiap pembelajar dapat memahami inti-inti pokok yang dikatakan oleh penutur asli kepadanya dalam situasi komunikasi nyatadan dapat beresponsi sedemikian rupa sehingga penutur asli menginterpretasikan responsi tersebut dengan sesikit atau upaya dan tanpa kesalahan yang membingyngkan yang dapat mengganngu komunikasi secara drastis.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi menyangkut pengetahuan dan lemahaman pemakaian bahasa terhadap kaidah bahasa dan konyeks situasi pemakaiannya. Dengan demikian pemakai bahasa dalam berkomunikasi tidak akan saling salah menginterpretasikan maksudnya.
C. PENDEKATAN KOMUNIKATIF.
Komunikatif dapat dipandang sebagai pendekatan. Istilah pendekatan (Approach) memiliki pengertian yang berbeda-beda. Anthony (1963) menyatakan bahwa pendekatan adalahb seperangkat asumsi yang saling berhubungan yang menyangkut hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar bahasa. Pendapat Anthony lebih menekankan pada keterkaitan asumsi sifat bahasa dengan pengajaran bahasa dan belajar bahasa serta memisahkan pendrkatan dengan metode dan tekhnik.
Aural-oral dapat dikatakan sebagai pendekatan karena memiliki dan bersifat tentang bahasa sebagai berikut:
a. Bahasa sebagai lambang bunyi yang bermakna dan bersifat alamiah
b. Setiap bahasa memiliki struktur secara khas
c. Struktur bahasa dapat ditemukan dan dideskripsikan secara sistematis
Das (1958) dapat diterima sebbagai salah satu alternatif asumsi teori komunikatif, ia mengajukan asumsi teoritis yang berhubungan dengan hakikat bahasa dan bagaimana orang mempelajari bahasa
Asumsi teori diatas jika diamati terdapat dua versi asumsi yaitu pertama asumsi yang menekankan komunikasi bahasa sebagai tujuan belajar bahasa dan asumsi kedua menekankan komunikasi sebagai produk belajar bahasa. Versi pertama berarti belajar bahasa u tuk komunikasi, sedangkan versi kedua menekankan belajat bahasa dalam situasi tertentu sambil berkomunikasi.
D. METODE KOMUNIKATIF.
Metode adalah rancaangan menyeluruh untuk menyajikan secara sistematis materi bahasa sehingga tkdak ada bagian-bagian yang saling bertentangan karena semua rancangan telah didasarkan pada satu p3ndekatan tertentu (Anthony, 1963). Pendapat Anthony kemudian dimodifikasi oleh Richards dan Rodgers (1982) mereka menyatakan bahwa metode adalah butir-butir yang mengandung tiga level yaitu pendekatan, desain, dan prosedur.
Acuan teori Richard dan Rodgers, metode komunikatif didalamnya harus terkandung elemen pendekatan komunikatif, desain komunikatif serta prosedur pengajaran komunikatif. Permasalahannya adalah apakah komunikatif telah memiliki semua elemen itu secara deskriptif.
E. SILABUS KOMUNIKATIF
Silabus disusubn berdasarkan tindak bahasa maka akan terjadi pencampuradukan unsur-unsur tata bahasa sehingga silabus itu tidak terdapat pengututan butir tata bahasa mana yang mudah untuk didahulukan dan mana yang sukar untuk dikemudiankan. Pertimbangan utama untuk kemudiankan. Pertimbangan utama penyusunan silabus adalah kemampuan komunikatif yang bagaimana yang diperlukan pembelajar
F. KEBARUAN PBK
Periodisasi sejarah perkembangan PB sdapat digolongkan kedalam 4 (empat) periode (Stern, 1986) yaitu:
1) Periode lertama pada dekade 1880 – 1920 ditandai dengan metode langsung.
2) Periode kedua pada dekade 1920 – 1940 ditandai dengan metode kompromi (compromise method)
3) Periode ketiga pada dekade 1940 – 1950 ditandai dengan pendekatan linguistik terhadap PB
4) Periode keempat pada dekade 1970 – 1980 ditandai dengan pudarnya konsep metode sebelumnya dan beralih pada metode baru; pada dekade 1980-an ditandai dengan pendekatan komunikatif.
PBK dikkatakan memiliki kebaharuan karena dipakainya berbagai teori belajar bahasa, linguistik terapan, motode-motede yang bersifat inovatif dan sebagai dasar pijakan pendekatannya.
Komentar
Posting Komentar