Cotextual teaching and learning dalam PBI

METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
RESUME CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PBI

Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah,S.S,M.Pd



Disusun oleh:
EKA NUR FAIRUZ          (18188201048)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27  29 Pasuruan Telp. (0343) 421946
Website : www.stkippgri-pasuruan.ac.id
Tahun akademi 2018/2019


Cotextual teaching and learning dalam PBI
A. Pengertian CTL
Contexstual Teaching and Learning (CTL) atau belajar dan mengajar bersadarkan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang merujuk pada keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan yang berhubungan dengan diri pembelajar. Pembelajaran secara konseptual tidak sekedar agar pembelajar memahami konsep-konsep teoritis tetapi menjadikan pembelajar (a) mampu menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, (b) mampu menilai berbagai alternatif yang mungkin, (c) mampu membuat pilihan, (d) mampu mengembangkan rencana, (e) mampu menganalisis informasi, (f) mampu menciptakan solusi, dan (g) mampu menilai bukti-bukti secara kritis.
Strategi pembelajaran dengan pendekatan CTL harus berfokus pada (a) pembelajaran berbasis problem, (b) menggunakan konteks yang beragam, (c) mempertimbangkan kebhinekaan pembelajar, (d) membelajarkan pembelajar untuk belajar secara mandiri, (e) belajar melalui kolaborasi, (f) menggunakan penilaian autentik (dengan kasus-kasus rill), (g) mengejar standar tinggi. Atas dasar strategi itulah, pengajar sebagai pelaku perubahan harus mampu menggali daya kreasi, daya kritis, dan daya inovasi pembelajar.
Pendekatan CTL menurut Suyanto (2003:2) merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam berbagai macam mata pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

B. Aneka Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pendekatan komunikatif
Yang diperkenalkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sejak kurikulum 1994 muncul. Pendekatan ini digunakan untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada pembelajar. Konsep pendekatanya adalah bahwa bahasa diasumsikan sebagai alat komunikasi. Dan juga dapat digunakan untuk memilih materi yang harus dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif ditekankan pada materi-materi komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia.
Pendekatan konstruktivisme
Yang mulai muncul secara eksplisif dalam kurikulum 2004. Pendekatan ini digunakan untuk mendasari pemilihan materi seperti apa yang sesuai dengan tahap perkembangan pikiran pembelajar. Dan juga digunakan untuk melihat tahap perkembangan pikiran pembelajar.
Pendekatan CTL
CTL merupakan konteks belajat menjadi sangat penting dalam belajar pembelajar, termasuk konteks belajar bahasa. CTL lebih memberikan warna pada pentingnya menciptakan atmosfer belajar bagi pembelajar sehingga ketika pembelajar tidak merasa asing dengan seseuatu yang sedang dipelajari. Materi yang dipelajari sangatlah mudah karena dikemas dengan konteks dan situasi yang ada di lingkungan pembelajar.

 Karakteristik dari Pendekatan Kontekstual
Menurut Johnson (dalam Nurhadi, 2002:14) terdapat delapan utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu (1) melakukan hubungan yang bermakna, (2) mengerjakan pekerjaan yang berarti, (3) mengatur cara belajar sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) mengasuh atau memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian sebenarnya.
Nurhadi (2003:20) menyebutkan dalam kontekstual mempunyai sebelas karakteristik antara lain yaitu (1) kerja sama, (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, (4) belajar dengan bergairah, (5) pembelajaran terintegrasi, (6) menggunakan berbagai sumber, (7) siswa aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa aktif, guru kreatif, (10) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta (11) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.

CTL Membangun Pemikir Kritis dan Kreatif
Pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual ingin membangun pemikir-pemikir kritis. Pemikir kritis adalah pemikir yang mampu berpikir secara sistematis untuk menemukan kebenaran dengan mengevaluasi bukti-bukti, asumsi, logika, dan bahasa oang lain yang mendasari pernyataan orang lain tersebut. Seorang pemikir kritis memiliki ciri penanda sebagai berikut:
a)      Mampu mengidentifikasi masalah.
b)      Mampu menentukan sudut pandang.
c)      Mampu mengajukan alasan.
d)     Mampu mengemukakan asumsi-asumsi.
e)      Mampu menggunakan bahasa dengan jelas.
f)       Mampu mengemukakan bukti-bukti sebagai pendukung yang meyakinkan.
g)      Mampu menarik kesimpulan.
h)      Mampu melihat implikasi dari kesimpulan yang sudah diambil.

Cara Membangun Semangat Pembelajar
Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan agar CTL mampu mencaoai keberhasilan belajar dengan standar tinggi, yaitu:
a)      Prinsip saling Ketergantungan.
b)      Prinsip Pembelajaran Mandiri dan Kerja Sama.
c)      Prinsip Kebermaknaan dalam Belajaran.
d)     Prinsip Berfikir Kritis dan Kreatif.
e)      Prinsip Penilaian secara Autentik.

C. Model CTL Bahasa Indonesia
Desain pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan pendekatan CTL dirancang berdasarkan komponen-komponen pembelajaran pada umumnya. Yang membedakan adalah asumsi-asumsi teoritis yang dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran.

Desain pembelajaran secara konseptual tersebut dapat dirancang dengan memperhatikan komponen-komponen pembelajarab sebagai berikut:
a. Pemilihan Materi
b. Metode Pembelajaran
c. Teknik Pembelajaran
d. Strategi Pembelajaran
f. Media Pembelajaran
g. Interaksi Belajar Mengajar
h. Penilaian Hasil Belajar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELOMPOK 4 : PRAANGGAPAN DAN ENTAILMEN (MAKALAH & PPT)

Psikologi Kritik Sastra Feminis Psikoanalitis

Proses Kreatif Sastra