Batasan dan Latar Belakang.
PRAGMATIK
BATASAN DAN LATAR BELAKANG
Dosen pengampu : M. Bayu Firmansyah, S.S, M.Pd.
Disusun oleh :
Eka Nur Fairuz (18188201048)
Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan.
Telp. (0343)421946
Website : www.stkippgri-pasuruan.ac.id
Tahun akademi 2019/2020
Empat ruang lingkup dalam pragmatik, yaitu:
1. Pragmatik merupakan study tentang maksud penutur.
2. Pragmatik merupakan study tentang makna konstektual.
3. Pragmatik merupakan study tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan.
4. Pragmatik merupakan study tentang ungkapan dari jarak hubungan.
Sintak,Semantik, dan Pragmatik.
Perbedaan ketiganya yaitu:
1. Sintaks adalah study yang membahas tentang hubungan antara bentuk-bentuk kebahasaan yang tersusun dengan baik.
2. Semantik adalah study tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dengan entitas dunia.
3. Pragmatik adalah study tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu.
Jadi, pragmatik menarik karena melibatkan orang yang memahami satu sama lain secara linguistik, namun pragmatik juga mengharuskan kita untuk memahami orang lain.
Keteraturan
Sebagian dari keteraturan ini berasal dari kenyataan bahwa manusia adalah anggota kelompok sosial dan mengikuti pola-pola tingkah laku umum yang diharapkan dalam kelompok itu. Sumber keteraturan lain dalam penggunaan bahasa berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan orang-orang di dalam suatu masyarakat linguistik memiliki pengalaman-pengalaman banyak pengetahuan non-linguistik.
Keranjang Sampah Pragmatik
Dengan menempatkan penemuan ciri-ciri bahasa yang abstrak, secara potensial universal, diatas tengah meja kerja mereka, para ahli bahasa dan filsafat bahasa cenderung untuk menyingkirkan catatan apa saja yang mereka temukan tentang pemakaian bahasa setiap hari ke tepian meja , ketika meja itu mulai penuh, banyak catatan-catatan tentang pemakaian bahasa umum itu mulai dibuang ke keranjang sampah. Keranjang sampah yang melimpah itu telah menjadi sumber sebagian besar dari apa yang akan didiskusikan pada halaman-halaman. Baiklah diingat bahwa isi keranjang sampah itu semula tidak ditata dibawah satu kategori tunggal. Isi tersebut didefinisikan secara negatif, sebagai bahan yang tidak dengan mudah ditangani dalam sistem-sistem analisis resmi. Akibatnya, untuk memahami sebagian bahan yang akan kita ambil dari keranjang sampah itu, kita betul-betul harus melihat bagaimana bahan itu berada disana.
Komentar
Posting Komentar